|
||
Ditulis oleh: APRILIA SILVIANTI | ||
PENYESUAIAN DIRI SUAMI YANG MENGALAMI INFERTILITAS. Dibimbing oleh: Henny E. Wirawan, M.Hum., Psi & Iman Setiadi Arif, Psi.
Keberadaan anak sangat penting dalam suatu pernikahan, karena anak dianggap mampu menyatukan dan menjaga agar suatu keluarga atau pernikahan tetap utuh. Pasangan yang telah lama menikah dan belum dikarunia seorang anak akan sering mendapat pertanyaan atau teguran dari masyarakat sekitarnya. Infertilitas dapat disebabkan oleh kedua belah pihak suami istri, tetapi sebagian besar masyarakat menganggap wanita sebagai sumber permasalahannya. Infertilitas dapat menjadi masalah terutama dalam hal penyesuaian diri apabila seorang pria dinyatakan infertil. Perasaan sedih, tidak berguna, rendah diri, dan merasa bersalah pada pasangannya biasanya muncul pada suami yang infertil. Penelitian bertujuan untuk mengetahui proses penyesuian diri yang dilakukan suami yang mengalami infertilitas. Teori yang digunakan adalah teori penyesuaian diri dari Lazarus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan wawancara mendalam. Subjek penelitian yang berpartisipasi dalam penelitian berjumlah 5 (lima) orang suami yang telah menikah ± 10 tahun dan belum dikaruniai anak pertama. Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu antara tanggal 2 Oktober 2002 sampai dengan 16 Maret 2003. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyesuaian diri yang dilakukan oleh kelima subjek menggunakan strategi coping yaitu problem –focused coping dan emotion-focused coping. Ditinjau dari teori Lazarus mengenai penyesuaian diri, kelima subjek juga sedang dalam proses penyesuaian.
|
||
diedit: 2003-09-10 20:14:09 dan | artikel ini sudah dibaca 308 kali. | ||
|