Kata Kunci
 

Ditulis oleh: HILDAYANI

DINAMIKA PSIKOLOGIS YANG DIALAMI OLEH PEREMPUAN YANG MELAKUKAN ABORSI AKIBAT KEHAMILAN PRANIKAH.
Dibimbing oleh: Drs Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC dan Dra Henny E. Wirawan M.HUM

Penelitian ini berusaha menjawab: Bagaimana dinamika psikologis yang dialami oleh perempuan yang melakukan aborsi akibat kehamilan pranikah? Teori utama yang digunakan adalah teori perkembangan moral Giligan. Garis besar penelitian ini adalah perkembangan moral yang dialami oleh perempuan yang hamil pranikah ketika memutuskan untuk melakukan aborsi. Pengaruh keluarga dan pasangan sangat besar bagi responden untuk menentukan pilihan yang hendak dibuatnya mengenai kehamilannya. Ketika akhirnya responden memilih untuk melakukan aborsi, maka yang berbicara disitu adalah keinginan responden. Akan tetapi, tidak selalu keputusan yang dipilih oleh seorang perempuan adalah keinginannya sendiri. Terkadang pilihan tersebut adalah keputusan yang dibuat oleh keluarga atau pasangannya untuk perempuan tersebut. Tanpa disadari, keputusan tersebut memberi pengaruh kepada kondisi psikologi perempuan tersebut. Penelitian yang menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi sebagai teknik tambahan berlangsung selama hampir dua bulan,antara tanggal 2 Juli 1999 sampai dengan tanggal 25 Agustus 1999. Responden dalam penelitian ini terdiri dari empat orang perempuan yang berbeda usia ketika melakukan aborsi yang pertama. Hal ini dimaksudkan agar terlihat pengaruh usia terhadap penerimaan perempuan terhadap aborsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku aborsi berpengaruh terhadap kelangsungan hidup responden, disadari maupun tidak disadari. Kurangnya pengetahuan mengenai proses reproduksi dan keengganan untuk memakai alat kontrasepsi menjadi pemicu utama kehamilan tersebut. Keinginan untuk memenuhi keinginan diri sendiri dan keinginan untuk memenuhi keinginan orang lain menjadi konflik utama dalam mengambil keputusan. Giligan, menyebutnya sebagai goodness. Keadaan untuk mengambil keputusan yang sama ketika dihadapkan pada situasi yang sama. Keputusan tersebut juga mempengaruhi responden untuk mengambil keputusan yang sama ketika dihadapkan pada situasi yang sama. Keputusan tersebut juga mempengaruhi responden yang akan membina hubungan baru dengan orang lain. Pada akhirnya, proses aborsi tersebut telah membuat responden kehilangan semangat dalam menghadapi masa depan.
diedit: 2003-04-21 03:14:07 dan | artikel ini sudah dibaca 1767 kali.
(c) 2003 Webmaster F.Psi Untar
[email protected]