Anak yang mengalami retardasi mental atau dengan kapasitas intelektual rendah, memiliki kesulitan dalam fungsi sosialnya. Kesulitan yang dihadapi sangat beragam meliputi perawatan, pengobatan, pengaturan dan rehabilitasi. Oleh karena itu, memiliki anak yang mengalami retardasi mental merupakan fenomena tersendiri bagi orangtua. Penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Responden penelitian berjumlah delapan orang yang memiliki anak retardasi mental. Wawancara berlangsung dalam rentang waktu Agustus hingga September 2003. Berdasarkan hasil penelitian, permasalahan yang dikemukakan oleh orang tua dari anak retardasi mental terutama berhubungan dengan tingkah laku dan emosi anak serta keuangan. Di samping itu, para orang tua merasa khawatir terhadap masa depan anaknya. Orang tua harus menerima kondisi anaknya sebelum menyesuaikan diri dengan anak. Sebagian orang tua menyadari pentingnya pendidikan bagi anak retardasi mental agar mereka dapat mandiri dalam menata kehidupannya. Semua orang tua tidak ada yang berharap hal tersebut terjadi pada anak mereka. Faktor yang membantu penyesuaian diri orang tua di antaranya meliputi dukungan dari pasangan, lingkungan keluarga, dan keyakinan religius.