Kata Kunci
 

Ditulis oleh: STEJIANNY

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MEMPEROLEH HUKUMAN FISIK SEJAK MASA ANAK DENGAN PERILAKU AGRESIF SAAT REMAJA. Suatu studi terhadap 15 SLTA di wilayah Jakarta Barat.
Dibimbing oleh: Agoes Dariyo, Psi dan Sri Tiatri, Psi

Penelitian bertujuan untuk menemukan apakah pengalaman memperoleh hukuman fisik sejak masa anak memiliki hubungan dengan perilaku agresif saat remaja. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama, di mana anak memperoleh pengalaman-pengalaman pertama yang mempengaruhi hidupnya. Dalam lingkungan keluarga tersebut, pola asuh orangtua memegang peranan penting dalam proses perkembangan anak. Dalam mengasuh anaknya, ada orangtua yang menggunakan hukuman fisik. Hukuman fisik adalah perlakuan kasar orangtua secara jasmani, yang dapat menimbulkan rasa sakit sebagai risiko atau akibat dari kesalahan yang dilakukan seseorang. Sedangkan perilaku agresif adalah suatu perilaku fisik atau tindakan yang bermaksud untuk menyakiti orang lain dalam bentuk kemarahan yang hebat dan serangan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang mengumpulkan datanya menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut terbagi menjadi dua yaitu kuesioner hukuman fisik dalam bentuk skala frekuensi verbal sebanyak 31 item dan kuesioner perilaku agresif dalam bentuk skala frekuensi verbal sebanyak 80 item. Penyebaran kuesioner berlangsung pada bulan Mei 2000. Dengan menggunakan teknik strarified sampling, diperoleh 100 responden sesuai karakteristik yang telah ditentukan pada lima belas SLTA di wilayah Jakarta Barat. Hasil yang diperoleh dari data yang diolah dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment (dengan bantuan SPSS for MS WINDOWS New Release 9.0) adalah r = +0,636, dengan nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0,048 yang berarti signifikan pada level ,05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima, berarti bahwa pengalaman memperoleh hukuman fisik sejak masa anak berkorelasi dengan perilaku agresif saat remaja. Semakin sering, semakin berat, dan semakin banyak variasi hukuman fisik yang diterima seseorang, maka semakin sering, dan semakin banyak perilaku agresifnya muncul. Pada akhirnya disarankan untuk penelitian lebih lanjut, jumlah subjek ditambah pada wilayah yang lain. Selain itu, peneliti juga menyarankan agar penelitian yang akan datang tidak hanya menggunakan metode kuantitatif tetapi juga menggunakan metode kualitatif.
diedit: 2003-04-21 03:43:55 dan | artikel ini sudah dibaca 1354 kali.
(c) 2003 Webmaster F.Psi Untar
[email protected]