Kata Kunci
 

Ditulis oleh: DYANA FAJARWATI PUSPITASARI

PENYESUAIAN DIRI ISTERI PERTAMA DALAM PERKAWINAN POLIGINI.
Dibimbing oleh: Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC dan Novita Widiawati, S.Psi, M.Pd

Hidup dalam perkawinan poligini merupakan suatu hal yang tidak mudah. Terutama bagi isteri pertama dimana mereka harus merelakan suami mereka dibagi dengan perempuan lain. Hadirnya isteri kedua akan mempengaruhi hubungan suami isteri pertama dengan suaminya, bahkan tidak jarang menimbulkan ketegangan. Diperlukan energi ekstra untk bisa menghadapi berbagi masalah yang timbul seperti kecemburuan dan pengabaian. Tidak semua orang sanggup bertahan dalam perkawinan poligini. Bagaimana isteri pertama dapat bertahan dalam kehidupannya tergantung dari kemampuan mereka untuk menyesuaikan diri. Penelitian ini diadakan untuk menjawab bagaimana penyesuaian diri isteri pertama dalam kehidupan poligini. Agar diperoleh gambaran yang mendalam penelitian ini menggunakan metode wawancara. Adapun wawancara dilakukan dalam rentang waktu 2 bulan terhitung dari tanggal 9 September 2004 sampai 9 November 2005. kelima subjek dalam penelitian ini adalah isteri pertama yang dipoligini selama 3-5 tahun. Penyesuaian diri yang mereka lakukan lebih bersifat internal, yaitu mengubah pikirannya sehingga perasaan yang menyakitkan akibat poligini bisa hilang. Kehidupan perkawinan yang penuh dengan ketegangan membuat individu hanya mampu menampilkan sebagian dari karakteristik penyesuaian diri yang sehat menurut Harber & Runyon (1984).
diedit: 2005-09-18 21:04:37 dan | artikel ini sudah dibaca 55 kali.
(c) 2003 Webmaster F.Psi Untar
[email protected]