Kata Kunci
 

Ditulis oleh: IRENE SAFARDAN

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI REMAJA UNTUK MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS PRANIKAH DITINJAU DARI MODEL PLANNED BEHAVIOR THEORY (FISHBEIN & AJZEN). Studi Korelasi Pada Mahasiswa Awal Universitas Tarumanagara.
Dibimbing oleh: Agoes Dariyo, Psi. dan Martha J.W. Setiawati, Psi.

Dalam skripsi ini, peneliti ingin meneliti variabel-variabel manakah yang memiliki hubungan yang signifikan dengan intensi mahasiswa untuk melakukan hubungan seks pranikah. Alasan peneliti melakukan penelitian ini, karena dari beberapa penelitian terakhir terlihat adanya peningkatan perilaku hubungan seks pranikah pada remaja serta bertambahnya masalah-masalah yang terkait, seperti: penyakit kelamin dan AIDS serta masalah abortus. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan intensi para remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah. Untuk menjawab masalah tersebut, maka penulis menggunakan model Planned behavior theory dari Fishbein & Ajzen (1988). Dalam teri tersebut dijelaskan bahwa manusia selalu bertingkah laku secara masuk akal dengan mempertimbangkan berbagai informasi yang ada dan secara implisit maupuneksplisit mempertimbangkan implikasi-implikasi dari tingkah lakunya. Artinya, bahwa setiap individu akan selalu berpikir sebelum bertingkah laku. Theory of planned behavior mempunyai tiga komponen, pertama: sikap seseorang terhadap tingkah laku tertentu yang merupakan hasil dari dua faktor: (1) keyakinan yang ada pada seseorang tentang konsekuensi tingkah laku spesifik tersebut dan (2) evaluasinya tentang akibat yang mungkin terjadi. Komponen kedua adalah norma subjektif berupa elemen sosial, yaitu keyakinan seseorang tentang apa yang orang lain pikir seharusnya ia lakukan serta kekuatan motivasi seseorang untuk mengikuti dugaannya tersebut. Sedangkan elemen ketiga adalah kontrol tingkah laku yang dipersepsikan yang melibatkan pemikiran bahwa beberapa tingkah laku tertentu memiliki kontrol yang besar daripada tingkah laku yang lainnya. Ketiga komponen tersebut berkombinasi untuk menentukan intensi seseorang dalam menampilkan tingkah lakunya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui analisis kuantitatif. Pada proses pengambilan sampel digunakan teknik kuota sampling. Pada uji reliabilitas menggunakan teknik reliabilitas konsistensi internal, yaitu: reliabilitas alpha Cronbach dan dalam mengukur daya diskrimininasi item menggunakan item total correlation. Sedangkan teknik analisis data menggunakan metode korelasi linear product-moment dari Pearson (r) dengan level signifikan 0.05. Hasil penelitian pada skripsi ini, terbukti bahwa sikap subjek tergolong tidak setuju dengan hubungan seks pranikah, orang-orang yang penting (norma subjektif) bagi subjek tergolong sangat tidak menginginkan subjek untuk melakukan hubungan seks pranikah dan sebjek merasa bahwa dirinya hanya memiliki sedikit kontrol untuk melakukan hubungan seks pranikah maka intensi subjek untuk melakukan hubungan seks pranikah relatif rendah. Lebih lanjut di dapat (1) ada hubungan positif antara sikap terhadap hubungan sekas pranikah dengan intensi untuk melakukan hubungan seks pranikah pada para remaja (r = .5196, p = .00), (2) ada hubungan positif antara norma subjektif terhadap hubungan seks pranikah dengan intensi untuk melakukan hubugnan seks pranikah pada para remaja (r = .6319, p= .00), (3) ada hubungan positif antara planned behavior control (PBC) terhadap hubungan seks pranikah dengan intensi untuk melakukan hubungan seks pranikah pada para remaja ( r = .5183, p = .00). Akhirnya, peneliti berharap agar peneliti ini dapat berguna bagi masyarakat, khususnya bagi para remaja terutama remaja perempuan untuk lebih mengenal dan memahami perilaku seks pranikah serta akibat-akibat negatif yang ditimbulkannya.
diedit: 2003-04-21 03:57:06 dan | artikel ini sudah dibaca 1725 kali.
(c) 2003 Webmaster F.Psi Untar
[email protected]