Kata Kunci
 

Ditulis oleh: NAOMI CAMELIA

CARA PENANGGULANGAN STRES PADA PRAMUGARI.
Dibimbing oleh: Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC, Psi. dan Henny E. Wirawan, M.Hum., Psi.

Kondisi kabin di pesawat merupakan kondisi pekerjaan yang berbeda dibandingkan kondisi pekerjaan lainnya. Ada beberapa faktor di dalam kondisi kabin pesawat yang mempengaruhi kondisi fisik, psikis, dan peilaku awak kabin dalam penerbangan. Penelitian ini berusaha untuk menelaah sumber stres yang sering dialami pramugari, reaksi mereka terhadap stres, dan cara penanggulangan stres yang dilakukan. Teori-teori pendekatan mengani stres disadur dari teori awal Selye dan teori cara penanggulangan stres disadur dari teori Lazarus dan Folkman yang dikembangkan oleh beberapa peneliti lain. Pendekatan problem-focused coping dan emotion-focused coping digunakan lebih jauh untuk menganalisis data penelitian ini, serta mengkaitkannya dengan beberapa pendekatan lain. Dari penelitian ditemukan bahwa keempat responden menggunakan pendekatan problem-focused coping bila mereka mendapatkan masalah yang berhubungan dengan orang lain (misalnya, penumpang atau rekan kerja) serta masalah fisiologis (misalnya, menggunakan obat flu untuk mengatasi kesulitan tidur, jamu atau obat-obatan lain untuk mengatsi masalah berat badan dan menstruasi, serta vitamin untuk mengatasi kebugaran dan stamina tubuh). Pendekatan emotion-focused coping dilakukan bila keempat responden merasa bahwa tidak ada lagi cara untuk mengatasi masalah yang dihadapinya (misalnya, masalah dengan kondisi dan fasilitas pesawat, msalah dengan jadwal penerbangan, masalah jenjang karir, masalah fisiologis, dan masalah pribadi). Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam. Jumlah responden dalam penelitian ini empat orang pramugari Junior, belum menikah, berusia sekitar 27-28 tahun, bekerja pada perusahaan penerbangan yang sama, dan telah bekerja sekitar tujuh sampai delapan tahun. Wawancara pertama dan tambahan berlangsung dalam rentang waktu dua bulan, dimulai dari tanggal 9 November 2000 sampai 20 Januari 2001. Pada akhirnya, walaupun keempat responden merasakan kendala selama bekerja, mereka menerima secara pasrah dan menyadari risiko pekerjaan yang harus dihadapinya. Mereka melakukan pendekatan religius bila terjadi goncangan atau situasi darurat. Selain masalah yang berkaitan dengan pekerjaan, masalah pribadi juga bisa mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak. Salah seorang responden melakukan terapi psikologis dalam mengatasi masalah pribadinya. Penelitian cara penanggulangan stres pada pramugari ini, kiranya dapat bermanfaat bagi pramugari dan perusahaan peberbangan pada khususnya dan bagi profesional dan psikolog pada umumnya. Informasi secara berkala mengenai cara penanggulangan stres yang baik sangat penting bagi pramugari. Kepedulian pramugari terhadap kondisi dan situasi stres yang dialami dapat membantu mereka dalam menanggulangi stres. Penelitian lanjutan diharapkan dapat meneliti lebih dalam kepada seluruh jajaran awak kabin, baik pramugari maupun pramugara.
diedit: 2003-04-21 19:48:07 dan | artikel ini sudah dibaca 772 kali.
(c) 2003 Webmaster F.Psi Untar
[email protected]