Kekerasan seksual yang dialami oleh kaum perempuan, terjadi tanpa mengenal usia, suku, status, dan kedudukan sosialnya. Pada masa penjajahan, lazim terjadi bahwa pihak penguasa menjadikan kekerasan seksual sebagai tindak penghancuran terhadap budaya komunitas daerah jajahannya. Penelitian ini sebagai upaya untuk menelusuri lebih dalam mengenai bagaimana dinamika psikologis perempuan korban kekerasan seksual pada masa penjajahan Jepang (jugun ianfu). Penelitian ini menggunakan metode wawancara yang mendalam. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 5 orang mantan jugun ianfu yang berusia sekitar 70-80 tahun, yang dulunya menempati kamp penampungan, berasal dari berbagai suku, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Wawancara pertama dan tambahan berlangsung dalam rentang empat bulan. Dimulai dari tanggal 10 November 2001 sampai dengan 30 Maret 2002. Dari penelitian ini ditemukan bahwa kelima subjek mengalami berbagai dampak dari kekerasan seksual yang mereka alami, baik secara fisik, maupun psikologis, beserta pengaruhnya terhadap kehidupan psikologis dan sosial mereka selama kurang lebih 57 tahun. Apa yang telah dialami oleh para mantan jugun ianfu merupakan saat kelam dalam hidup mereka dan akan selalu menjadi bagian dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.