DINAMIKA EMOSIONAL KAUM SELIBAT DALAM MENGHADAPI MID-LIFE CRISIS.
Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC
Menurut kepercayaan agama Katolik, hidup berselibat yang dipilih oleh seorang imam, biarawan, maupun biarawati merupakan bentuk pengabdian yang bersifat total kepada Yang Ilahi. Agudo (1994) menyatakan bahwa imam, biarawan, dan biarawati merupakan orang-orang yang sehat karena mampu mengendalikan nafsu seksualnya. Akan tetapi Schultz (dalam Looy, 1996) menyatakan bahwa imam, biarawan, dan biarawati merupakan orang-orang yang tidak sehat karena tidak diperbolehkan menikah sehingga tidak dapat menyalurkan kebutuhan seksual. Penelitian ini berupaya untuk mengkaji upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh seorang imam, biarawan, maupun biarawati dalam mencapai kesejahteraan emosional pada saat menghadapi mid-life crisis. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara semi berstruktur dan observasi mengacu pada Mental Status Examination (MSE). Penelitian melibatkan 6 subjek penelitian (2 imam, 1 biarawan, dan 3 biarawati). Usia subjek penelitian dibatasi antara 40 sampai dengan 65 tahun (usia pertengahan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh subjek penelitian merupakan manusia yang sehat karena mampu melakukan upaya penyesuaian diri pada saat menghadapi mid-life crisis yaitu bersikap pasrah kepada Yang Ilahi.
|