HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBERIAN HUKUMAN DENGAN PERILAKU INDISIPLINER DI SEKOLAH.
Fidelis E. Waruwu, M.Sc, Ed & Drs Sjamsoeddin R. Endah
Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah ditentukan oleh suasana belajar mengajar yang aman dan tertib. Oleh karena itu, diperlukan sikap disiplin terhadap tata tertib sekolah dari semua pihak. Salah satu sarana untuk menegakkan disiplin siswa adalah dengan pemberian hukuman. Namun, berhasil atau tidaknya pemberian hukuman tergantung dari cara pandang siswa terhadap hukuman tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap pemberian hukuman dengan perilaku indisipliner siswa di sekolah. Data dalam penelitian ini diperoleh dari 200 siswa yang berusia 15-17 tahun di SMU Muhammadiyah 25,Pamulang. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang berdasarkan metode Summated Rating Scale dari Likert. Kemudian data tersebut dikorelasikan per dimensi dengan teknik korelasi Pearson Product Moment, dengan menggunakan bantuan SPSS versi 11,00. Berdasarkan perhitungan korelasi per dimensi, maka tiga dari lima dimensi variabel persepsi siswa terhadap pemberian hukuman tidak berhubungan dengan variable perilaku indisipliner. Dimensi tersebut adalah persepsi siswa terhadap pemberian hukuman fisik, persepsi siswa terhadap pemberian hukuman berupa teguran, dan persepsi siswa terhadap larangan mengikuti pelajaran di kelas. Sedangkan dua dimensi lainnya, persepsi siswa terhadap berat tidaknya suatu hukuman dan persepsi siswa terhadap waktu pemberian hukuman memiliki hubungan signifikan dengan perilaku indisipliner. Hubungan tersebut bersifat negative, artinya semakin siswa mempersepsikan bahwa hukuman yang berat diperlukan dan efektif untuk diterapkan di sekolah, maka perilaku indispliner akan berkurang. Begitu juga bila siswa mempersepsikan bahwa pemberian hukuman akan lebh efektif jika diberikan setiap pelanggaran dan segera setelah pelanggaran dilakukan, maka perilaku indisipliner akan berkurang.
|