PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJADI IMAM GEREJA KATOLIK.
Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC, Psi. KATOLIK (Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC, Psi)
Pengambilan keputusan untuk menjalani kehidupan selaku imam Gereja katolik membutuhkan berbagai pertimbangan yang harus dilakukan melalui beberapa tahapan. Di dalam tahapan tersebut seorang calon imam mungkin mengalami konflik akibat tuntutan untuk menjalani hidup selibat, miskin, dan taat sebagai bagian dari konsekuensi pilihannya. Karenanya, seorang calon imam juga harus berupaya mengatasi konflik tersebut untuk bias memutuskan memilih kehidupan selaku imam Gereja Katolik. Penelitian ini bertujuan mengkaji konflik para calon imam terhadap kaul-kaul yang harus mereka jalani, terutama yang berkaitan dengan tuntutan hidup selibat selaku imam kelak dan upaya mereka mengatasi konflik sehingga tiba pada keputusan menjalani hidup selaku imam Gereja katolik. Responden penelitian terdiri dari enam orang imam Gereja Katolik. Berdasarkan hasil penelitian, pengambilan keputusan untuk menjadi seorang imam dilakukan sesuai dengan tahapan dalam proses pengambilan keputusan. Selama proses pengambilan keputusan berlangsung, para responden mengalami berbagai macam konflik oleh karena itu para responden juga melakukan penyelesaian konflik. Sedangkan factor yang mempengaruhi responden selama proses pengambilan keputusan berlangsung meliputi motivasi, dukungan dari orang lain, sifat dan watak individu, informasi keyakinan diri, modeling, dan lingkungan religius yang tercipta dalam keluarga.
|