HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DA STRES KERJA GURU. Studi pada 81 guru Sekolah Menengah Umum (SMU) Swasta Katolik di Jakarta Barat
Zamralita, MM., Psi

Permasalahan yang berkaitan dengan guru merupakan hal yang menarik untuk dibahas. Besarnya tanggung jawab, beban, dan tuntutan kerja yang harus ditanggung oleh guru tidak sebanding dengan pandangan masyarakat terhadap profesi guru dan gaji yang diterimanya. Keadaan inilah yang menyebabkan guru memiliki kemungkinan lebih rentan terhadap stress kerja dibandingkan dengan profesi lainnya (Seamon & Kendrick, 1994). Besarnya stressor (faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya stress) dapat meningkatkan tingkat stres kerja guru yang dapat mempengaruhi kinerja dan pengajaran guru. Persepsi yang berbeda-beda mengenai stressor oleh diri individu dapat menyebabkan berbedanya tingkat stres pada guru. Persepsi tersebut dihubungkan dengan faktor kepribadian guru, yaitu keyakinan individu terhadap kemampuannya dalam menghadapi tanggung jawab, beban, dan tuntutan kerja yang disebut self efficacy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dan stres kerja pada guru. Data diperoleh dari 81 guru SMU Swasta Katolik di Jakarta Barat. Penelitian ini dianalisis menggunakan Pearson Product Moment dengan bantuan programSPSS versi 11.50. Data tersebut menggunakan 2 instrumen ukur, yaitu (1) kuesioner self efficacy, dan (2) kuesioner stres kerja dimensi hubungan dalam pekerja pada guru SMU Swasta Katolik di Jakarta Barat.