HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECEMASAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN PADA REMAJA TUNA DAKSA.
Sri Tiatri, Psi. dan Agoes Dariyo, Psi.
Pada periode remaja, akan banyak muncul perubahan, baik perubahan fisik (biologis), perubahan kognitif, maupun perubahan sosial. Perubahan tersebut merupakan pemicu timbulnya kecemasan dalam kehidupan sosialisasi remaja. Memasuki masa remaja ada banyak faktor yang mempengaruhi persepsi individu terhadap penyesuaian sosialnya. Remaja sendiri merupakan seorang penilai yang penting terhadap tubuhnya sendiri sebagai rangsang sosial. Bila ada penyimpangan pada diri remaja, maka kemungkinan akan timbul masalah yang berhubungan dengan penilaian diri dan sikap sosialnya. Penelitian ini mencoba memfokuskan pada dua faktor di antaranya yaitu : konsep diri (self-concept) dan kecemasan sosial (social anxiety). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara masing-masing faktor tersebut dengan penyesuaian sosial yang ada di kalangan masing-masing faktor tersebut dengan penyesuaian sosail yang ada di kalangan remaja tuna daksa, dan apakah konsep diri dan kecemasan secara bersama-sama berhubungan dengan penyesuaian sosial pada remaja tuna daksa. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan konsep diri adalah diri yang dilihat, yang dipersepsikan dan yang dialami individu. Pengertian konsep diri disini dapat dilihat dalam dua dimensi yakni : Dimensi internal dan dimensi ekternal. Sementara itu, yang dimaksud dengan kecemasan sosial adalah kecemasan sebagai akibat oleh adanya evaluasi interpersonal yang negatif, baik dalam situasi sosial yang nyata ataupun situasi sosaial yang dibayangkan. Kecemasan sosial terdiri dari dua komponen yakni : kecemasan pada situasi sosial timbal balik, dan kecemasan terhadap situasi sosial searah. Subjek dalam penelitian ini adalah 36 remaja penyandang cacat daksa yang ditampung di Panti Sosial Bina Daksa Satria Utama, Cengkareng Jakarta Barat. Seluruh subjek diminta untuk mengisi kuesioner, yang merupakan alat ukur dari ketiga variabel tersebut di atas. Melalui pengolahan Pearson’s Product Moment Correlation diperoleh korelasi yang positif cukup kuat antara konsep diri dengan penyesuaian sosial (r= 0,588; p= 0,00) dan korelasi negatif sedang antara kecemasan sosial dengan penyesuaian sosial dengan ( r= -0,426; p= 0,005). Sedangkan melalui pengolahan multiple regression analysis, diperoleh hasil bahwa secara bersama-sama konsep diri dan kecemasan sosial cukup signifikan untuk meramalkan penyesuaian sosial pada remaja tuna daksa (R = 0,375 ; p = 0,00). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara masing-masing variabel yaitu konsep diri dan kecemasan sosial dengan penyesuaian sosial pada remaja tuna daksa. Kedua faktor tersebut secara signifikan mampu meramalkan penyesuaian sosial pada remaja tuna daksa. Oleh karena itu, pembentukkan konsep diri yang positif menjadi sangat penting dalam menurunkan tingkat kecemasan sosial individu, dan merupakan upaya yang positif dalam mebantu mewujudkan penyesuaian sosial pada remaja.
|