ABSTRAK PENELITIAN
 
Kata Kunci
 

DINA DWIASIH:

PENGARUH PANDANGAN TRADISIONAL TIONGHOA TENTANG PERKAWINAN TERHADAP KECEMASAN PEREMPUAN LAJANG DEWASA MADYA.
Henny E. Wirawan, M.Hum., Psi dan Iman Setiadi Arif, Psi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pandangan tradisional Tionghoa tentang perkawinan mempengaruhi kecemasan perempuan lajang usia dewasa madya. Menurut Tillich (1952) Kecemasan dapat terjadi apabila seseorang menyadari bahwa keberadaannya selalu dibayangi oleh ketiadaan. Dalam masyarakat Tionghoa, seorang perempuan yang hidup melajang sulit mendapatkan pengakuan. Hal ini disebabkan karena dalam masyarakat Tionghoa, perkawinan sebagai salah satu tugas terpenting yang harus dilakukan oleh manusia. Seorang lajang, terutama perempuan, akan menerima tekanan dari masyarakat dan keluarga karena status lajangnya itu. Tekanan itu akan memicu perasaan tidak berharga dalam diri perempuan lajang, akibatnya akan timbul kecemasan. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam (depth interview). Responden dalam penelitian ini berjumlah 4 orang. Responden dari penelitian ini adalah perempuan yang tidak menikah, berusia dewasa madya (40-55), berasal dari keluarga Tionghoa yang masih memegang teguh tradisi, memiliki saudara kandung yang telah menikah, dan mendapat desakan dari keluarga untuk segera menikah. Dari hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa keempat respnden mendapat tekanan dari masyarakat karena status lajang itu. Cara mereka menghadapi tekanan itu berbeda-beda. Satu orang responden menanggapi tekanan dan ditujukan padanya dengan sikap biasa, cenderung tidak menanggapi. Responden ini adalah seorang perempuan karir yang mandiri, ia mengembangkan courage to be dengan baik meskipun tidak dapat mengembangkan courage to participate. Tiga responden lain tidak suka menghadapi tekanan yang mereka hadapi. Satu responden mengembangkan courage to paricipate dengan baik, walaupun ia tidak menikah. Responden ini sulit mengembangkan courage to be. Dua responde lain juga memiliki courage to participate dengan kadar yang tidak terlalu besar, dan tidak memiliki courage to be. Keempat responden masing-masing mengalami tekanan yang memicu munculnya kecemasan. Sebagai saran untuk penelitian lanjutan, mengingat bahwa penelitian ini hanya dilakukan di satu daerah tertentu, ada baiknya jika dilakukan penelitian di daerah lain, karena tradisi Tionghoa di berbagai daerah tidak sama. Kepada para perempuan lajang,a da baiknya mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya bisa menimbulkan rasa percaya diri, serta mengembangkan pergaulan yang lebih luas dan mendalam kepada sesama lajang, supaya bisa berbagi pengalaman.
diedit: 2003-04-21 20:17:55 dan | artikel ini sudah dibaca 1130 kali.
(c) 2003 Webmaster F.Psi Untar
 
©

2004 Departement of Psychology
Tarumanagara University, All Rights Reserved

| Home | | Magister | PBKP |