HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DI SEKOLAH DENGAN HARGA DIRI PELAJAR SMU. Suatu Studi Pada SMU Tarakanita 1, Tarakanita 2, Dan Colese Canisius
Sri Tiatri, Psi. dan Dra Ninawati, MM.

Remaja banyak mengalami perubahan, baik fisik, kognitif, maupun sosial. Remaja yang berusia 15 sampai 19 tahun umumnya duduk di Sekolah Menengah Umum. Interkasi sosial di sekolah adalah proses interpersonal yang terjadi antar pelajar SMU di lingkungan sekolah yang menggunakan serangkaian tindakan verbal dan non-verbal. Dalam berinteraksi dengan teman-teman sebaya, seringkali terjadi penilaian-penilaian sosial terhadap seseorang yang menjadi cermin bagi remaja dalam menilai dirinya sendiri. Harga diri adalah penilaian atau evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 240 orang, terdiri dari 80 pelajar SMU Tarakanita 2 yang lingkungan sekolahnya heterogen, 80 pelajar SMU Tarakanita 1 yang lingkungan sekolahnya homogen putri, dan 80 pelajar SMU Colese Canisius yang lingkungan sekolahnya homogen putra. Alat ukur penelitian berupa kuesioner yang diolah dengan bantuan program SPSS for windows release 7.5. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik Pearson Product Moment Correlations. Hasilyang diperoleh menunjukkan adanya korelasi yang positif antara interaksi sosial di sekolah dengan harga diri pelajar SMU. Hasil ini mendukung teori Harter (dikutip oleh Dacey & Maureen, 1997), yang mengatakan bahwa dukungan dan pengakuan dari teman-teman sekolah menjadi faktor penting dalam harga diri remaja. Dari penelitian ini, disarankan agar orangtua lebih selektif dalam menentukan pilihan sekolah untuk putra-putri mereka yang berusia remaja, karena interaksi sosial di sekolah berhubungan dengan harga diri seorang remaja. Selain itu, remaja hendaknya lebih memperhatikan kontak sosial dan komunikasi yang terjadi dengan teman-teman sebaya, lebih berhati-hati dalam mengemukakan penilaian karena penilaian dapat mempengaruhi harga diri seseorang.